Indonesia telah 74 tahun merdeka. Kemerdekaan tersebut telah diisi pada berbagai bidang, salah satunya bidang ekonomi. Ekonomi Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang cukup berarti. Data BPS yang dirilis pada tahun 2019, mengungkapkan bahwa dari tahun 2014 hingga 2018, Indonesia mengalami pertumbuhan positif di bidang ekonomi. Menurut data yang dirilis BPS, pada tahun 2014 angka pertumbuhan PDB Indonesia mencapai 5,01 persen. Selanjutnya, berturut-turut pada tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018, angka pertumbuhan PDB Indonesia sebesar 4,88 persen, 5,03 persen, 5,07 persen, dan 5,17 persen. Data tersebut seharusnya bisa dijadikan patokan untuk menyanggah publikasi di media sosial, yang menyatakan bahwa Indonesia sedang berada pada posisi yang sulit di bidang ekonomi. Bisa saja, publikasi tersebut hanya berdasarkan pada beberapa responden yang tidak bisa merepresentasikan Indonesia seluruhnya.
Produk Domestik Bruto (PDB) ialah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah domestik suatu negara pada periode tertentu. Berdasarkan data yang dirilis BPS, Produk Domestik Bruto Indonesia pada tahun 2018 mencapai angka Rp14.837,4 triliun dengan PDB per Kapita mencapai Rp56,0 juta. Angka ini seharusnya tidak diikuti dengan berbagai keluhan masyarakat yang wara-wiri di media sosial. Alih-alih menemukan solusi, dengan mengeluhkan perekonomian di media sosial, justru merupakan suatu tindakan yang melemahkan ekonomi itu sendiri. Hal ini terkait dengan investor yang urung menanamkan modalnya di Indonesia karena berbagai trending topic yang ada di media. Jika investor enggan berinvestasi, arus pengangguran akan semakin menjadi. Jika sudah begini, pasar faktor produksi beranjak mati. Lalu, apakah akan menyalahkan pemerintah lagi?
Data lain yang diungkap oleh BPS yaitu ekonomi Indonesia triwulan IV-2018 dibanding triwulan IV-2017 tumbuh sebesar 5,18 persen (y-on-y). Sebaliknya, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 1,69 persen pada triwulan IV-2018 yang dibandingkan dengan triwulan III-2018 (q-to-q). Hal ini tentu memerlukan kajian mendalam terhadap semua aspek yang berpengaruh pada perekonomian bangsa. Harapannya, kajian yang dilakukan berdasarkan data yang dirilis BPS tersebut bisa membuahkan kebijakan yang semakin mendorong pertumbuhan ekonomi yang positif. Di sisi lain, setiap elemen bangsa Indonesia, baik di kalangan rakyat maupun penguasa, mampu bersikap bijaksana terhadap hal-hal yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.
Data lain yang diungkap oleh BPS yaitu ekonomi Indonesia triwulan IV-2018 dibanding triwulan IV-2017 tumbuh sebesar 5,18 persen (y-on-y). Sebaliknya, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 1,69 persen pada triwulan IV-2018 yang dibandingkan dengan triwulan III-2018 (q-to-q). Hal ini tentu memerlukan kajian mendalam terhadap semua aspek yang berpengaruh pada perekonomian bangsa. Harapannya, kajian yang dilakukan berdasarkan data yang dirilis BPS tersebut bisa membuahkan kebijakan yang semakin mendorong pertumbuhan ekonomi yang positif. Di sisi lain, setiap elemen bangsa Indonesia, baik di kalangan rakyat maupun penguasa, mampu bersikap bijaksana terhadap hal-hal yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.
5 Comments
Sama-sama:)
ReplyDeleteartinya terjadi peningkatan, PDB naik, pendapatan juga ikut naik
ReplyDeleteYa. Tapi tetap harus berhati-hati dalam medsos agar tidak berpengaruh pada iklim investasi. Karena Y = C + I + G + F
Deleteternyata tren yang sedang berkembang di suatu negara di jejaring dunia maya juga indikator seorang investor untuk invest dana mereka ya, informasi baru ini,
ReplyDeleteTapi perlu dikaji lagi, untuk memastikan. Apalagi dilakukan penelitian yang mendalam, tentu semakin bagus.
Delete