Geliat Wisata Kuliner di Tanjungpinang

Tanjungpinang adalah sebuah kota yang terletak di Pulau Bintan. Aneka potensi wisata telah ditawarkan. Selayaknya, segala potensi wisata ini dipopulerkan. Hal ini agar tidak lagi keliru pemahaman akan kota Tanjungpinang. Mengokohkan pemahaman, bahwa Tanjungpinang tidak sama dengan Pangkalpinang.
Wisata kuliner merupakan salah satu alternatif potensi wisata yang ada. Pemerintah tidak main-main dalam menggarapnya. Jika sektor wisata ini berjaya, pendapatan pemerintah otomatis juga akan meroket jumlahnya. Bukan itu saja, ekonomi masyarakatnya juga semakin menggelora. Ya, gastronomi tourism memang mengambil persentase lebih tinggi daripada persentase wisata lainnya. 
Kebutuhan pokok seorang wisatawan salah satunya ialah makanan bergizi. Normalnya, mereka mempunyai frekuensi makan tiga kali dalam sehari. Selebihnya, konsumsi aneka kudapan juga merupakan kebutuhan yang hakiki. Hal ini juga karena ada anggapan ketika berwisata, kapan lagi kuliner khas bisa dicicipi. Belum tentu di lain waktu bisa datang kembali.
Nah, Tanjungpinang sebagai kota yang mempunyai kuliner yang khas, mempunyai keharusan meningkatkan pendapatan daerah melalui potensi wisata kulinernya secara cadas. Tetapi, kuliner non khas juga tidak boleh begitu saja dilepas. Tentu saja ini demi kenyamanan indra pengecap pada setiap orang yang berwisata secara berkelas. Karena urusan perut, lagi-lagi tidak mengenal tawar-menawar seperti halnya dalam berbelanja barang yang pas.
Dalam tulisan ini, saya akan mengupas aneka makanan yang bisa dijumpai di Tanjungpinang. Baik itu yang sudah melegenda tempatnya, maupun yang masih berupa industri rumahan.
Mengenal Tanjungpinang, rasanya belum lengkap ketika gonggong belum dijadikan daftar dalam menu yang wajib dimakan. Gonggong adalah hewan endemik yang banyak ditemukan di Tanjungpinang dan kepulauan. Rasanya gurih dan nilai gizinya tidak diragukan. Hanya saja, bagi orang dengan riwayat kolesterol tinggi wajib mengelakkan. Gonggong mentah banyak ditemukan di sepanjang jalan yang berdekatan dengan lautan. Kalau yang matang, hampir semua rumah makan seafood pasti bisa menyajikan. Sebut saja di Rumah Makan Alim, Rumah Makan Tanjung Sebauk, Sei Nam Seafood, Sarbana, rumah makan seafood di Tanjung Siambang, Rumah Makan Kelam Pagi, Rumah Makan Seafood Madong, dan lain sebagainya. Semua rumah makan seafood yang saya sebutkan tadi mempunyai kekhasan masing-masing dalam menyajikan gonggong, diantaranya khas dalam penyajian sambal sebagai pelengkap kudapan. Ada sambal yang berwana merah sebagai cocolan gonggong. Tapi ada juga sambal yang berwarna hijau sebagai cocolannya. Enak yang mana? Kalau menurut saya, semuanya enak. Pasti akan pas di lidah wisatawan lainnya. Dan lagi, view yang disajikan oleh masih-masing rumah makan tersebut berbeda. Ada yang menghadap rawa, ada yang menghadap kota, dan ada yang menghadap ke lautan. Tinggal disesuaikan dengan selera, mau mencicip gonggong di tepi pantai atau di rumah makan dengan view rawa.


Mengunjungi rumah makan seafood, rasanya rugi jika hanya mencicip gonggong saja. Terlebih jika kelaparan tengah melanda. Tentu merupakan kewajiban memesan aneka makanan seafood lainnya. Bagi orang yang terbiasa makan nasi, aneka hidangan seafood ini bisa menjadikan sensasi makan nasi menjadi berbeda. Ada udang yang dimasak dengan beraneka variasi, diantaranya udang masak saos mentega, ada udang goreng tepung, ada udang masak balado, dan masih banyak lagi variasi lainnya.


Selain udang, ada sop seafood yang tiada duanya dalam soal rasa. Belum cukup sampai di situ, di rumah makan seafood juga terdapat sotong, ikan sembilang, kepiting, aneka kerang, ikan kerapu, dan aneka ikan lainnya yang tersaji secara mewah di lidah. Rasanya, saya tidak mampu menuliskan aneka kelezatan seafood di rumah makan yang ada di Tanjungpinang. Semuanya enak dengan ciri khas rempah masing-masing, dan diolah secara halal oleh tangan-tangan lokal yang ahli mengolah rasa layaknya master chef dunia.
Saya percaya, jika suatu kali mengunjungi sebuah rumah makan seafood, pasti ada rasa bingung di saat memesan. Bingung mau memesan yang mana, karena semuanya sangat pas rasanya. Bahkan ada orang yang rela meminum obat terlebih dahulu sebelum bersantap seafood. Obat ini untuk mengantisipasi saat diri memakan semuanya tanpa terkendali. Padahal, memakan seafood tidak akan berakibat apa pun jika bisa mengendalikannya. Pasalnya banyak orang yang tidak bisa mengendalikan diri saat memakan aneka hidangan seafood yang lezat rasanya.
Tetapi, jangan khawatir, jika mengunjungi rumah makan seafood bersama keluarga, tentunya porsi makan dibagi seluruh anggota keluarga. Otomatis hal ini menjadi acara makan keluarga yang istimewa tanpa takut terlalu banyak porsinya.



Setelah perut kenyang dengan makanan berat, ada juga yang masih menginginkan kudapan. Adalah epok-epok, sebuah kudapan yang khas di Tanjungpinang. Melihat bentuknya memang seperti kue pastel. Tetapi yang ada di Tanjungpinang bukanlah kue pastel. Masyarakat Tanjungpinang menamainya epok-epok. Epok-epok ini mempunyai ciri khas pada isiannya yang berupa olahan ikan dengan bumbu kari yang enak. Beberapa rumah makan menyediakan epok-epok sebagai kudapan. Contohnya di La Santino Cafe Resto, sebuah rumah makan seafood tepi pantai yang terletak di Tanjung Siambang. Meski letaknya di Pulau Dompak, tetapi Tanjung Siambang masih termasuk di dalam wilayah Kota Tanjungpinang.


Kudapan di Tanjungpinang tidak hanya yang saya sebutkan di muka. Masih ada mie tarempa, luti gendang, nasi dagang, lempar bakar dengan isian ikan yang tersaji di banyak kedai kopi. Bahkan ada kedai kopi yang mengkhususkan diri dengan sajian mie tarempanya. 
Rasanya belum lengkap berwisata di Tanjungpinang tanpa mencicipi lezatnya prata. Prata di Tanjungpinang ada yang kosong dan ada yang mempunyai beragam isian. Ada isian pisang, keju, daging sapi, ayam, maupun ikan. Prata ini semakin enak di lidah lantaran penyajiannya disertai dengan kuah yang rasanya begitu menggugah.


Nah, setelah bahasan saya menyoal gastronomi endemik, saatnya saya bahas potensi wisata kuliner yang bukan khas Tanjungpinang. Mengapa perlu saya tuliskan? Tentu saja untuk menambah alternatif kuliner yang bisa ditemukan di Tanjungpinang. Manusia memerlukan makanan, apalagi saat menjadi wisatawan. Manusia butuh energi yang besar untuk menjelajahi beragam tempat wisata yang ada. Energi ini bisa diperoleh dengan menyantap makanan. Tetapi bisa saja karena lidahnya tidak terbiasa, akhirnya para wisatawan hanya makan makanan yang siap saji saja.
Pelayanan prima terhadap para wisatawan tentunya akan berbuah kesan positif yang mendalam. Wisatawan akan dengan senang hati mempopulerkan semua hal yang telah membuatnya berkesan. Hal inilah yang secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah kunjungan.
Menggali informasi kuliner di Tanjungpinang adalah sebuah bentuk pelayanan prima. Saya ingin menjadi bagian yang memberikan pelayanan prima melalui tulisan ini. Bagi wisatawan yang merasa tidak terbiasa menyantap hidangan khas Tanjungpinang, berikut saya uraikan beberapa alternatif hidangan.
Di Tanjungpinang, sangat mudah menemukan hidangan siomay dan batagor. Yang cukup legendaris dan masih ada, salah satunya adalah Batagor Reza. Selain itu, di Waroeng'e Mbah Darno terdapat menu ini juga.


Masih di Waroeng'e Mbah Darno, selain siomay dan batagor, rumah makan ini menyajikan menu yang cukup lengkap. Salah satunya menu bakso chuangki yang enak rasanya.


Aneka penyetan juga bisa ditemukan di Waroeng'e Mbah Darno. Pengunjung bebas memilih variasi sambal maupun penyetannya.


Bagi penggemar daging sapi, daging sapi crispy ini bisa dijadikan alternatif hidangan. Saya menemukannya saat makan malam di sebuat rumah makan bernuansa ungu di samping kantor Bawaslu.

Anda penggemar steak garis keras? Nah, mengunjungi Kolega Cafe & Resto di bilangan batu 11 arah Uban adalah sebuah kemestian. Aneka steak banyak ditawarkan di rumah makan ini.


Di Kolega Cafe & Resto, rasa iga sapinya tidak ada bandingan seantero Tanjungpinang. Jadi bagi yang fanatik harus makan iga, tidak perlu mengurungkan kunjungan.


Masih di Kolega Cafe & Resto. Di sisi samping rumah makan ini terdapat beberapa gerobak yang menjajakan anekan hidangan berkelas. Salah satunya aneka makanan jepang yang disajikan oleh Ichiro Ramen. 


Lalu bagaimana jika berwisata dengan seseorang yang hanya makan masakan Korea dan Jepang saja? Tenang, The Oishi Cafe yang terletak di belakang kantor gubernur lama telah menjawabnya. Di The Oishi Cafe, aneka makanan dan minuman ala Korea dan Jepang lengkap disajikan. Tteokbokki-nya sangat enak di lidah.

                                

Ramyeon yang saya santap bersamaan dengan Blackpink Squash pun rasanya di lidah saya sungguh pas.


Nah kalau gambar di bawah ini adalah bubur gandum dan kacang kupas. Saya biasa membelinya di Mom's Kitchen di seputaran jalan Raja Haji Fisabilillah. Bubur ini bisa dijadikan alternatif sarapan. Tetapi jangan coba-coba pesan kesiangan, yang pasti sudah kehabisan.


Saat wisatawan rehat di hotel, memesan dimsum rumahan ini juga bisa menjadi alternatif jelajah rasa. Paduan ayam dan udangnya sangat pas dijadikan alternatif kulineran di Tanjungpinang.


Alternatif kulineran yang masih rumahan bukan hanya dimsum. Saat santai di penginapan, wisatawan bisa memesan pie buah melalui sebuah aplikasi pengantaran.


Masih di tempat yang sama, selain pie buah, wisatawan juga bisa memesan baklava yang rasa coklatnya tiada duanya.


Nah, apakah masih ragu untuk berwisata ke Tanjungpinang? Saya rasa, sekarang juga Anda harus memesan tiket dengan destinasi Tanjungpinang. Ada wisata kuliner menanti Anda di #tanjungpinangkampongkite.

***
Foto: dokumentasi pribadi








10 Comments

  1. Awalnya pas pindah ke Bintan, aku jadi ragu2 soal pemakanan aku. Soalnya aku paling cerewet kalau pasal makan nih. Eh ternyata meet my taste bgt.. Aku syukaaaa makanan di sini...

    ReplyDelete
  2. Kalo dah bahas kuliner gak ada matinya ya. Selalu ada taste beda walopun makanannya sama. contoh di atas nih, mupeng pengen makan semuanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Kak. Berat badan saya naik terus sejak tinggal di Kota Tanjungpinang:)

      Delete
  3. Ya ampun... enak-enak bangets. Dari sekian banyak yang bikin ngiler, paling kepengin makan asam pedas lagi. Kalau bisa, setiap foto diberi caption dunk kak biar tahu apa aja nama-nama makanannya....hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe..iya, Kak. Terima kasih atas masukannya ya:)

      Delete
  4. Mantul kk... Bacanya sambil ngeces2 heheh sukses kk penjelasanga keren

    ReplyDelete
  5. wahhhh udah lama gak makan gonggong, itu enak bangettt :D

    ReplyDelete