Merantau

Hidup merantau memang tidak mudah. Apalagi di tanah rantau yang awalnya tidak punya kenalan sama sekali. Hidup harus tetap berjalan. Tidak mungkin terus berdiam di rumah dan hanya berkomunikasi dengan orang-orang di kampung halaman. Kalau kita ada apa-apa, menunggu orang di kampung halaman tentulah sangat lama.
1. Membuka diri
 Hidup tertutup di tanah rantau adalah pilihan yang buruk, Sebaliknya, kita harus sering membuka diri agar pergaulan semakin luas. Dengan pergaulan yang luas, tentunya meski di tanah rantau akan serasa di kampung halaman sendiri. Yang tadinya tidak mengenal, menjadi kenal. Yang bukan sedarah, menjadi melebihi saudara sedarah dalam hubungan personal. Kalau di tanah rantau kita sudah merasa kerasan karena banyak teman, berarti itulah tolok ukur keberhasilan kita dalam membuka diri. 
2. Kreatif.
Kreatif itu harus bagi para perantau. Kalau dulu di kampung halaman apa-apa ada saudara yang membantu, di rantau kita dituntut mandiri. Dituntut untuk kreatif dalam menyelesaikan semua persoalan yang ada. 
3. Luwes.
Luwes berarti lentur, fleksible atau mempunyai kelentingan yang maksimal dalam menghadapi lingkungan sekitar. Tidak boleh kaku. Sikap luwes yang kita miliki selain mendatangkan banyak teman, juga membuat kita cenderung lebih bahagia.
4. Di mana bumi di pijak, di situ langit di junjung.
Setiap daerah tempat kita merantau tentu punya aturan main tersendiri baik yang tertulis maupun yang tak tertulis. Kalau kita mau diterima di suatu daerah, sudah barang tentu harus mengikuti aturan main di daerah tersebut. Jika tidak, maka siap-siap aja untuk diusir dari daerah itu.
5. Sebagai gelas kosong.
Sebuah gelas yang kosong tentu akan mudah menampung cairan. Sebaliknya, jika gelas tersebut sudah penuh, cairan tambahan yang dituangkan tentu akan tumpah. Begitu juga kita sebagai perantau, segala masukan baik yang datang kepada kita hendaknya bisa kita terima.
Nah, selamat mengaplikasikan. Yakinlah bahwa di perantauan kita bisa serasa di daerah sendiri.

3 Comments