Malam itu tiba-tiba anak saya marah-marah dengan mengucapkan kata-kata yang kasar. Saya dan suami kontan sangat terkejut mendengarnya karena kami tidak pernah mencontohkan hal yang demikian.Setelah reda kemarahan anak saya, saya pun menanyakan siapa yang mengajarinya berkata kasar. Ia mengatakan tidak ada yang mengajarinya. Lantas saya pun mengganti pertanyaan dengan kalimat : "Mas Fadhil ikut-ikutan siapa ngomong seperti itu?"
Kemudian anak saya pun bercerita dengan panjang lebar bahwa temannya si ini dan si itu sering berbicara kasar pada saat bermain bersama. Saya segera memberinya penjelasan bahwa berkata kasar itu bukan hal yang baik dan layak ditiru. Meniru itu haruslah pada hal-hal yang baik saja, bukan sebaliknya.
Di sini saya semakin paham bahwa lingkungan pergaulan anak adalah salah satu hal yang berperan dalam pembentukan karakter anak. Di samping itu, perilaku sehari-hari anak pun sedikit banyak juga dipengaruhi oleh lingkungannya. Lantas, apakah anak tidak boleh bergaul? Tentu saja anak masih tetap boleh bergaul. Akan tetapi, sebagai orang tua hendaknya selalu memberikan arahan tentang bagaimana lingkungan pergaulan yang baik. Tidak boleh lupa juga bahwa anak merupakan anugrah yang diamanahkan kepada setiap orang tua dan kelak akan dimintai pertanggung jawabannya. Bukan saja Ibu yang berperan memikul tanggung jawab ini. Tetapi peran Ayah juga memegang andil yang cukup penting. Salah besar apabila ada dikotomi dalam pendidikan anak yang membebankan seorang Ibu sebagai penanggung jawab tunggal atas terbentuknya karakter seorang anak.
Lingkungan pergaulan yang baik tentu akan membentuk perilaku yang baik juga. Untuk memastikan lingkungan pergaulan yang baik, tentu orang tua harus turun tangan. Jika orang tua tidak mempunyai waktu untuk mengawasi anaknya saat bermain di lingkungan sekitar, ada baiknya juga anak dan teman-temannya diundang untuk bermain di rumah. Memang, hal ini juga mengandung konsekuensi negatif yaitu rumah menjadi ramai oleh anak-anak dan bahkan kadang-kadang rumah pun menjadi kotor dan berantakan. Menurut saya, rumah kotor masih bisa kita bersihkan dengan mudah. Tinggal mengambil kemoceng, sapu maupun alat pel, rumah kita pun akan kembali bersih dan rapi. Akan tetapi, jika yang kotor adalah karakter anak kita, tentu sangat sulit untuk membuatnya bersih kembali seperti sedia kala.
6 Comments
ternyata lingkungan berpengaruh banget ya....
ReplyDeleteiya, betul bgt mak:)
DeleteYa benar sekali mbak, lingkungan juga sangat berpengaruh dalam perkembangan anak. Anak akan menyesuaikan diri dengan lingkungan, jadi buruknya lingkungan juga akan berakibat buruk kepada anak. Dan juga sebaliknya. BTW, Keep sharing mbak :) Salam blogger Indonesia.
ReplyDeleteSipp.. Terima kasih:)
Deletelingkungan memang pengaruh bgt. Dari rumah anak jadi harus banyak dibekali "wejangan" supaya gak terpengaruh
ReplyDeleteBetul, itu. Wejangannya harus banyak:)
Delete