Selamat Pagi!

Pagi tadi seperti biasa saya menyusuri jalanan di Kota Tanjungpinang. Start dari rumah menuju sekolah anak saya. Lalu saya pun melanjutkan perjalanan menuju kantor. Saya bersyukur jalanan di Kota Tanjungpinang tidak semacet rute jalanan di Yogyakarta maupun di Jakarta yang dahulu sempat setiap pagi saya tempuh. Pagi tadi cukup bersahabat, tidak ada hujan maupun petir sehingga perjalanan pun terasa ringan. Hanya sedikit ganjalan saja karena saya harus melewati jalan tanah beberapa meter yang cukup licin. Wajar saja sih, tidak ada sesuatu yang sempurna, mulus tanpa cacat kecuali Sang Maha Esa. Siapa pun harus menyadari hal ini bahwa ketika sedang berada di tempat yang tidak mulus, seharusnya sadar betul dan berhati-hati. Tidak lupa juga terus berusaha untuk segera melewati jalan itu. Tidak boleh menyerah. Terlalu sayang energi yang telah terpakai apabila tiba-tiba harus berhenti di tengah jalan. Kalau memang mau berhenti, kenapa tidak sekalian saja di awal sehingga tidak membuang energi? Energi yang ada lebih baik dialokasikan untuk sesuatu yang kita benar-benar akan memperjuangkannya sampai garis finish.
Pagi ini menyimpan harapan untuk siang, malam dan pagi berikutnya. Tidak boleh ada pesimis yang menyertai, semua harus memandang waktu ke depan dengan penuh pengharapan dan optimisme. Tetapi tidak boleh melupakan pagi ini tanpa kualitas apapun. Kualitas yang bisa terbentuk oleh terpaan dalam jati diri dalam menghadapi hidup ini. Kualitas dalam niat, dalam laku maupun dalam introspeksi diri.
Dalam sebuah peristiwa kimiawi, reaksi mungkin terjadi apabila ada senyawa katalis. Begitu juga dengan pagi ini, mungkin kejadian-kejadian pagi ini, yang bisa jadi belum tertangkap maknanya adalah episode katalis bagi tujuan akhir yang hakiki. Mungkin tujuan akhir di siang hari, di sore hari, di malam hari atau bahkan di esok hari. Episode katalis yang seharusnya dilalui dengan penuh kenikmatan rasa pengejawantahan yang sarat makna dengan terus melandaskan rasa mengiba ke hadirat Yang Maha Kuasa.
Menikmati hembusan pagi dengan kualitas diri adalah keniscayaan bekal agar bisa mengucap lantang "Selamat Pagi!"

12 Comments

  1. Selamat pagi juga mbak fitriani...

    ReplyDelete
  2. Rasanya tenang ya mbak kalau lihat pantai :)

    Selamat siang mbak hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat siang juga mbak.. betul, adeeemm kalau lihat pantai. Terima kasih atas kunjungannya ya:)

      Delete
  3. Kalau soal tanjung pinang saya jadi ingat ketika harus menservis mesin alat berat di sana. Karena membawa 5 drum oli saya tidak bisa naik pesawat dari pekanbaru ke tanjung pinang, melainkan naik fery ke batam dulu baru kemudian ke tj pinang. Sayang sampai di batam sudah malam sehingga tidak ada fery ke tj pinang akhirnya saya ikut spedd ayam potong yang mana manusianya ya hanya saya sama sopir speed boat......baunya...... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. sungguh kenangan yang tak terlupakan ya:)

      Delete
  4. Selamat sore mbak.. fotonya (pantainya maksudnya) cantik...

    Kenapa kalu pagi selalu dianggap awal kehidupan yah..Bisa cerita juga soal selamat siang dan sorenya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sore juga, Pak. Itu salah satu pantai di Pulau Bintan. Pagi, karena mungkin pagi adalah awal setelah kita istirahat sejenak;)

      Delete
  5. selamat malam Mba Erlina..jadi berenergi membaca postingan ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syukurlah..terima kasih atas kunjungannya mb:)

      Delete