Pesawatku

Tragedi di dunia transportasi kembali menyelimuti negeri. Sebuah pesawat Airbus yang sarat penumpang belum ditemukan keberadaannya. Peristiwa ini rupanya sedikit banyak mempengaruhi orang-orang yang akan terbang, termasuk saya yang beberapa hari ke depan akan melintasi udara di mana rutenya hampir sama dengan pesawat yang hilang. Bagi saya yang awam, rute Surabaya-Singapura hampir serupa dengan rute Yogyakarta-Batam dan sebaliknya. 
Terbang bagi saya adalah sebuah kepasrahan. Pasrah ketika saya merasa sangat kecil sekali di hadapan-Nya. Saya hanya bisa duduk diam sambil berdoa ketika pesawat sedikit bergoncang karena melintasi awan hitam. Saya pasrah akan bagaimana nasib saya dan saya berharap semua mau memaafkan segala kesalahan saya. Saya siap menjemput takdir saya, seperti itulah kira-kira yang saya rasakan ketika di udara dengan cuaca buruk.
Berbeda rasanya jika saya sedang berada di darat, sedangkan orang-orang yang saya cintai sedang terbang. Rasa cemas seringkali menyelimuti. Apalagi jika saya mengetahui bahwa penerbangannya sedang berada di dalam cuaca yang buruk, dada saya semakin sesak. Tetapi tentu saja tidak lupa saya berdoa bagi keselamatannya.
Hal lain saat terbang yang paling saya benci jika ada orang yang masih saja menghidupkan ponselnya meski sudah diperingatkan. Beberapa kali saya menjumpai hal ini. Padahal peringatan sudah jelas, tetapi menurut saya kurang tegas. Seharusnya langsung saja disita ponselnya jika ia tidak mengindahkan peringatan. Setelah mendarat dengan selamat barulah dikembalikan. Jika seperti itu, tentu banyak yang berdisiplin soal mematikan ponsel di pesawat. Saya heran, kenapa orang yang tetap menyalakan ponselnya tersebut tidak peduli dengan keselamatan seluruh penumpang. Kalau ada apa-apa dengan pesawat dan hanya dia yang kenapa-kenapa sih terserah saja. Lha ini, akibat kesengajaannya, seluruh penumpang pesawat yang jadi tidak selamat. Hanya orang-orang yang egois yang seperti itu!
Kembali teringat tragedi pesawat yang belum ditemukan, sungguh sedih rasanya jika diantara penumpang adalah orang-orang terdekat. Jadi jika tidak kenal terus tidak peduli? Tidak! Tidak boleh seperti itu. Bayangkan jika diantara penumpang ada orang yang kau cintai, tentu kau akan peduli. Semoga pesawat itu segera ada kejelasan keberadaannya dan semua penumpanya terselematkan..amiin.


3 Comments

  1. Didarat dan di udara sama bahayanya. Hanya Allah yang mampu melindungi kita.

    ReplyDelete
  2. This is a great post, thanks for writing it.

    ReplyDelete