BERHENTI SEJENAK

Kadang kita harus berhadapan dengan hal-hal yang mirip. Meski demikian, kita masih juga sering melakukan kesalahan yang sama. Kok bisa? Bisa, karena kita tidak mengenali pola kerjanya. Seringkali kita mengabaikan apa-apa yang telah terjadi. Padahal, apabila kita mau berhenti sejenak, kita bisa melakukan penyusunan pola kerja dan melakukan analisa sederhana yang sangat bermanfaat nantinya.Meneruskan pekerjaan yang ber-value added dan meninggalkan pekerjaan yang mubazir adalah tindakan yang bijak. Mengorbankan sedikit waktu untuk memperoleh efisiensi yang besar barangkali jarang kita lakukan.
Bukan kerja, kerja dan kerja saja yang harus kita lakukan. Tetapi, berhentilah sejenak. Apakah kerja, kerja dan kerja yang kita lakukan sudah sesuai dengan visi misi kita? Apakah ada pekerjaan yang menghabiskan waktu tetapi hanya bernilai sedikit? Atau adakah pekerjaan yang tidak menghasilkan nilai secara individu tetapi pekerjaan tersebut mempunyai andil besar dalam menyokong pekerjaan lainnya? Atau bahkan ada suatu pekerjaan yang telah menghabiskan banyak waktu dan turut menyokong efek negatif ke pekerjaan lainnya? Well, atas semua pertanyaan tersebut, hanya kitalah yang tahu jawabannya. Atas jawaban tersebut, kita pun bisa memberikan tolok ukur atas pekerjaan-pekerjaan yang telah kita lakukan sebagai individu mapun dalam team kerja di bawah naungan kita.
Dalam sebuah perusahaan, berhenti sejenak adalah saat dilakukannya audit atas perusahaan tersebut. Jelas, cut off waktu mutlak diberlakukan. Perusahaan berhenti sejenak untuk diaudit dan nantinya dari hasil audit dapat dihasilkan temua-temuan ataupun rekomendasi yang bermanfaat bagi perusahaan ke depannya. Apakah perlu mengurangi karyawan, apakah perlu menaikkan anggaran departemen tertentu, apakah perlu menggabungkan dua departemen menjadi satu atau bagaimana tergantung hasil temuan pada saat audit dilakukan. Yang jelas, hasil rekomendasi audit adalah untuk kebaikan perusahaan itu sendiri.
Dalam diri kita sebagai individu yang mempunyai waktu 24 jam dalam sehari, berhenti sejenak juga merupakan tindakan bijak. Audit atas diri kita pribadi bisa kita lakukan sendiri dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis atas diri kita. Jujur saja menjawab pertanyaan tersebut. Toh, untuk kebaikan kita sendiri nantinya. Ketika kita rajin meng-audit diri sendiri, niscaya kita akan menjadi pribadi yang bermanfaat dan efisien dalam memanfaatkan waktu. Ingatlah, kita bukan robot. Sisi humanis dalam diri kita juga harus kita sentuh. Juga soal me-time, patutlah menjadi sesuatu yang harus kita agendakan agar diri kita slalu memperoleh energi baru yang fresh. Apapun bentuk me-time itu tak jadi soal. Yang penting karenanya, kita menjadi segar untuk terus melakukan hal yang bermanfaat. Ingat, kesempatan tidak datang dua kali!

4 Comments

  1. duh, akhir2 ini saya jarang meng'audit' diri nih...
    makasih pengingatnya mak :)

    ReplyDelete
  2. bener jg ya mba..mengaudit diri sendiri itu perlu banget, apalagi mau tutup tahun nih. pas!

    ReplyDelete