Sebagai orang tua, saya sudah sering membaca literatur tentang penggunaan kata "jangan" pada anak. Banyak psikolog mengatakan bahwa penggunaan kata "jangan" untuk anak sebaiknya dihindari. Saya pun mencoba mempraktikannya. Hingga suatu hari saya diingatkan oleh seorang teman bahwa pelarangan penggunaan kata "jangan" ternyata tidak ada dasarnya di dalam kitab suci agama yang saya anut, yaitu Al Qur'an. Hal ini terbukti bahwa di dalam surah Luqman dikisahkan bahwa Luqman beberapa kali mengucapkan kata "jangan" kepada anaknya. Sedangkan kita sendiri tahu, bahwa Luqman adalah orang yang diberi hikmah dan orang yang arif bijaksana, yang mana kita secara tersirat diperintahkan untuk meneladaninya.
Di dalam surah Luqman ayat 13, secara tegas menceritakan nasihat Luqman kepada anaknya yang berbunyi: "Wahai anakku, Janganlah engkau menyekutukan Allah. Sesungguhnya syirik itu termasuk dosa yang besar." Nah, demikian sangat tersurat pembolehan penggunaan kata "jangan" pada anak. Tinggal kembali kepada individu masing-masing orang tua untuk aplikasi penggunaan kata "jangan".
Kata "jangan" merupakan bentuk kata yang mengandung sebuah ketegasan. Berbeda dengan padanan katanya, tentu akan mengandung pengertian ketegasan yang berbeda. Contohnya pada kalimat "Jangan keluar, bahaya." tentu berbeda makna ketegasannya dengan kalimat "Di dalam saja, bahaya.". Meski kedua kalimat tersebut mempunyai pengertian yang hampir sama, tetapi kandungan ketegasan di dalamnya sangat berbeda.
Tulisan kecil saya ini mungkin sangat kontroversi dengan para ahli psikologi maupun parenting. Saya tegaskan kembali, ini hanya tulisan pada saat saya diingatkan oleh seorang teman. Soal aplikasinya, saya serahkan kepada pembaca sekalian baik sebagai orang tua maupun sebagai orang yang dituakan.
Salam:)
Kata "jangan" merupakan bentuk kata yang mengandung sebuah ketegasan. Berbeda dengan padanan katanya, tentu akan mengandung pengertian ketegasan yang berbeda. Contohnya pada kalimat "Jangan keluar, bahaya." tentu berbeda makna ketegasannya dengan kalimat "Di dalam saja, bahaya.". Meski kedua kalimat tersebut mempunyai pengertian yang hampir sama, tetapi kandungan ketegasan di dalamnya sangat berbeda.
Tulisan kecil saya ini mungkin sangat kontroversi dengan para ahli psikologi maupun parenting. Saya tegaskan kembali, ini hanya tulisan pada saat saya diingatkan oleh seorang teman. Soal aplikasinya, saya serahkan kepada pembaca sekalian baik sebagai orang tua maupun sebagai orang yang dituakan.
Salam:)
6 Comments
aku juga gak setuju dengan kata2 orang yg ngelarang kata jangan pada anak.
ReplyDeleteAneh aja sih menurutku,
setuju apa enggak adalah hak kita buat memilihnya, mbak:)
Deletejangan ragu untuk mengungkapkan pendapat nak....
ReplyDeleteiya, bu..:)
Deletesekarang ini memang banyak sekali teori pengasuhan anak ya... tapi itu semua kembali kepada masing2 keluarga. Tapi saya sendiri pun rasanya masih sulit utk tdk mengatakan 'jangan' pada anak. Karena utk mengganti kata 'jangan' lama mikirnya, daripada anak keburu celaka atau apa, lebih baik kata 'jangan' tsb kita keluarkan.
ReplyDeleteiya, betul sekali mb:)
Delete