Membaca!

Euforia pilpres telah melahirkan banyak tulisan tentang kedua kandidat.  Terlepas apakah itu fakta atau bukan, tugas kita hanyalah membaca dengan jeli kemudian memutuskan untuk memilih pada hari-H pemilihan.. Toh kalaupun berkomentar, kita juga hanya tau dari referensi, artinya tidak melihat kenyataan secara langsung. Tapi, barangkali sebagian orang juga melihat langsung, bisa jadi. Yang perlu diingat, menjaga diri untuk tidak berkomentar negatif adalah salah satu bukti bahwa kita adalah patriot bangsa sejati yang menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Apa hubungannya? Hubungannya simple aja, komentar negatif saat ini sangat rentan memecah persatuan dan kesatuan bangsa. Para pendukung kandidat tertentu sensitif sekali terhadap komentar miring kandidat yang didukungnya. Rasa sensitif itu gampang menimbulkan luka. Tingkat lanjutnya, akan memecah persatuan. 

Kembali ke soal membaca. Dewasa ini, aneka tulisan baik berupa hardcopy maupun softcopy begitu mudah diakses. Kalau mau, sebenarnya pengetahuan kita akan meningkat cepat. Bagaimana caranya? Membaca! Apa yang harus dibaca? Yang harus dibaca tentu saja tulisan yang bernutrisi yang bisa meng-upgrade diri kita. 

Membaca adalah sebuah pekerjaan yang cukup membutuhkan konsentrasi tertentu. Tidak cukup hanya di situ, membaca hendaknya bisa berbekas di alam pikiran kita yang nantinya akan mempengaruhi cara berpikir kita.

Beberapa orang kadang menilai orang lainnya melalui buku-buku apa yang dibacanya. Karena, sedikit banyak buku-buku yang dibaca tersebut pasti berpengaruh terhadap paradigma seseorang.

Sebagian orang menganggap membaca adalah aktivitas yang tidak penting, membuang waktu dan pemborosan (boros uang untuk membeli buku). Tidak mengapa. Masing-masing orang mempunyai pandangan berbeda itu biasa. Yang penting menghormati dan tidak memaksakan kehendak untuk membenarkan pendapatnya.

Sebagian orang yang lain, berpandangan sebaliknya. Membaca adalah investasi. Seberapapun uang dan waktu yang telah dihabiskan untuk mendukung aktivitas membaca bukanlah suatu kesia-siaan. Menghargai buku juga hal yang lumrah bagi orang-orang ini. Meminjam buku padanya dan tidak mengembalikan, pasti bisa melukai hatinya. Dedikasinya pada aktivitas membaca, seringkali melahirkan tulisan-tulisan yang cukup layak dibaca. Ya, input membaca yang berkualitas akan melahirkan tulisan yang juga berkualitas.

Yuk kita banyak membaca, daripada sibuk menjelekkan kandidat capres-cawapres tertentu:)