Kriteria Mainan Anak

Pada suatu sore, anak saya memamerkan mainan yang dibelinya sepulang sekolah. Cover depan mainan itu sesuai karakter anak-anak, lucu.

Cover depan mainan

Anak saya menyebutnya "mainan gosok-gosok" karena cara mainnya adalah dengan digosok dengan koin, lalu muncullah gambar-gambar karakter anak yang (masih) lucu-lucu juga. Anak saya selalu semangat menggosoknya karena baginya sungguh ajaib dengan menggosok lalu muncul gambar.

Setelah digosok, muncul gambar karakter.

Yes, smuanya masih fine2 saja. Jadi nggak fine ketika saya kepo tentang mainan gosok-gosok tersebut. Buadalaaa! Ternyata di balik gambar hasil gosokan itu ada  kalimat-kalimat bernada dewasa.

Kalimat bernada dewasa:(

Oh, no! Kalimat-kalimat tersebut sepertinya bukan untuk mainan anak-anak. Tapi untungnya (hihi..masih juga untung..), anak saya masih berusia 4 tahun dan belum bisa membaca. Tapi bagaiman jika mainan itu jatuh ke tangan anak-anak yang sudah bisa membaca? Kan sekarang sudah banyak anak usia TK yang sudah pandai membaca. Apa nggak kepo tuh anak sama ortunya tentang kalimat-kalimat di mainannya?

Yup, itulah sekelumit pengalaman saya dengan mainan anak. So, sebenarnya bagaimana sih kriteria mainan anak?

Ini dia kriteria mainan buat anak:

1. Aman, baik bahan, cara memainkan maupun design yang melekat padanya.
2. Sesuaikan mainan dengan usia anak.
3. Merangsang perkembangan dan imajinasi anak.
4. Berwarna cerah untuk melatih indra penglihatannya.

Selamat menemukan mainan anak yang sesuai kriteria:))