Museum Nasional, Lumbung Sejarah dan Budaya


Gambar dari sini

Setiap orang pasti mengenal museum. Museum adalah layaknya  institusi kehidupan yang mampu mempertemukan sejarah, bukti sejarah dan generasi masa kini. Banyak pengetahuan,yang bisa digali ketika mengunjungi sebuah museum.Warisan luhur budaya yang tersimpan lestari di museum hendaknya bisa menjadi pelajaran berharga bagi setiap insan.
Museum Nasional adalah salah salah satu museum yang terlengkap yang ada di Indonesia. Menurut sejarahnya, pada tanggal 24 April 1778 Pemerintah Belanda mendirikan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG). Tujuan pendirian BG adalah untuk memajukan penelitian di bidang seni dan ilmu pengetahuan, dengan semboyannya yang dikenal "Ten Nutte van het Algemeen" (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum). Pertama kali berdiri, BG menempati sebuah rumah milik  JCM Radermacher di kawasan Jalan Kalibesar. Radermacher yang merupakan salah satu pendiri BG, juga telah menyumbangkan koleksi buku dan benda budaya. Inilah cikal bakal lahirnya Museum Nasional. Karena koleksinya yang terus bertambah, akhirnya BG harus berpindah gedung dari Jalan Kalibesar, Jalan Majapahit No 3 dan terakhir di Jalan Medan Merdeka Barat No 12. Selama pendiriannya, BG belum dibuka untuk umum. Barulah pada tahun 1968 gedung museum ini dibuka untuk umum. Dalam perkembangannya, Museum Nasional lebih dikenal dengan "Gedung Gajah" atau "Museum Gajah" karena terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V, Thailand) di halaman depannya. Karena keberadaannya yang sangat penting, kini Museum Nasional ini di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Museum Nasional memiliki visi yang selaras dengan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu "Terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap kebudayaan national, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar bangsa".
Setiap bangsa yang ada di dunia, selalu tidak bisa lepas dari rentetan sejarahnya. Museum Nasional ini sebagai salah satu wadah untuk melestarikan warisan sejarah dan mengenalkannya pada generasi muda. Generasi muda harus tahu bagaimana sejarah dan budaya bangsanya sehingga diharapkan kehidupannya jauh lebih baik dari generasi terdahulu. Konektivitas antar generasi, bukti sejarah dan budaya inilah yang mampu disatukan oleh Museum Nasional.
Generasi muda masa kini bukanlah generasi yang monoton. Oleh karena itu, untuk mendekatkan warisan sejarah dan budaya bangsa perlu cara-cara yang dinamis. Kemasan Museum Nasional sebagai wahana yang informatif edukatif kultural dan rekreatif  harus ditampilkan sesuai selera generasi muda. Penerbitan katalog, brosur, website, audio visual dan penyelenggaraan pameran haruslah disentuh dengan design yang berjiwa muda agar seluruh lapisan masyarakat, utamanya generasi muda, bisa berpartisipasi dalam pelestarian budaya bangsa.
Museum Nasional mempunyai banyak koleksi yang terbagi ke dalam 4 jenis koleksi. Koleksi inilah yang menciptakan konektivitas antara generasi terdahulu dengan generasi sekarang. Adapun 4 jenis koleksi tersebut adalah: 
Pertama, koleksi Prasejarah.
Merupakan koleksi benda-benda pada suatu kurun waktu, pada saat manusia belum mengenal tulisan. Salah satunya yaitu Replika Atap Tengkorak Homo Erectus yang ditemukan di Trinil, Solo, Jawa Tengah pada gambar berikut:
Gambar dari sini

Kedua, koleksi Arkeologi
Merupakan koleksi benda-benda budaya hasil kegiatan manusia dari masa Hindu Budha (Masa Klasik Indonesia). Masa ini berlangsung pada abad ke-5-15 M. Salah satu benda tersebut adalah Genta Candi (dari Jawa Timur) yang terbuat dari perunggu.
Gambar dari sini

Ketiga, koleksi Numismatik dan Keramik
Koleksi Numismatik merupakan koleksi benda-benda seperti koin, uang kertas dan token yang pernah beredar dan digunakan di masyarakat. Salah satu benda tersebut adalah Uang "Pitih Teboh" yang terbuat dari timah dan berasal dari Palembang tahun 1219.
Gambar dari sini
Koleksi Keramik terbanyak berasal dari Cina. Ini menunjukkan bahwa sejak dahulu sudah ada hubungan antara Indonesia dengan Cina. Salah satu koleksinya adalah Vas Amphora yang berasal dari Dinasti Tang. Vas ini ditemukan di Pasemah Sumatera Selatan.
Gambar dari sini

Keempat, koleksi Etnografi
Koleksi ini menyajikan benda-benda hasil budaya dari suku-suku bangsa di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah Mahkota Siak yang berasal dari Kesultanan Siak, Riau.
Gambar dari sini

Konektivitas dapat diperoleh jika mengunjungi Museum Nasional tersebut. Adapun waktu berkunjung yang berlaku yaitu:
Selasa - Jum'at : 08.00 - 16.00
Sabtu - Minggu : 08.00 - 17.00
Sedangkan tiket masuk yang berlaku di Museum Nasional adalah:
1. Pengunjung Perorangan :
a. Dewasa : Rp 5.000,-
b. Anak-anak : Rp 2.000,-
2. Pengunjung Rombongan (minimum 20 orang)
a. Dewasa : Rp 3.000,-
b. Anak-anak (TK s.d. SMA) Rp 1.000,-
3. Pengunjung Asing Rp 10.000,-
Museum Nasional juga menyelenggarakan beberapa tour yang bekerjasama dengan Indonesian Heritage Society. Bagi peminat English tours , bisa datang setiap hari sabtu kedua dan sabtu terakhir setiap bulan. Bagi peminat French tours, bisa datang pukul 9:30 WIB setiap hari Rabu ketiga setiap bulan. Bagi peminat Korean tours, bisa datang pukul 9:30 WIB setiap hari Selasa pertama dan Sabtu ketiga setiap bulan. Bagi peminat Japanese tours, bisa datang pukul 9:30 WIB setiap hari Selasa dan Sabtu pertama setiap bulan. Untuk tour dengan bahasa lainnya pun bisa disediakan sesuai permintaan.
Smoga, dengan berbagai kreativitasnya, Museum Nasional benar-benar mampu berfungsi sebagai lumbung sejarah dan budaya serta mampu meneruskannya pada generasi muda.

Sumber: www.museumnasional.or.id; www.indonesia.travel; www.wikipedia.org; museum-nasional.blogspot.com


6 Comments

  1. saya jadi pengen main ke museum nasional lagi

    ReplyDelete
  2. ayoo ke museum, menembur lorong waktu menyelami sejarah.
    mak Erlina saya mau anugrahkan the liebster award kepada Mak Erlina, smoga berkenan... silahkan cek di sini mak
    http://ophiziadah.blogspot.com/2014/05/the-liebster-award-dari-saya-untuk-kamu.html

    ReplyDelete