Setelah kita cukup memahami apa itu penyakit TB, gejala, dan bagaimana cara penularannya seperti pada tulisan Yuk, Temukan dan SembuhkanPenderita TB!, marilah kita bicarakan tentang obat TB itu. Yuk, ah! Barangkali belum banyak orang yang mengetahui bahwa penyakit TB itu bisa disembuhkan dan bahkan obatnya gratis alias tersedia tidak untuk dijual di puskesmas maupun rumah sakit pemerintah. Ya, kita dan lebih banyak dari kita harus tahu dan turut menyebarkan info ini agar lebih banyak juga pasien TB yang bisa disembuhkan!
Pemerintah memang gencar memberantas TB. Strategi handal pun diupayakan seperti DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse). DOTS terdiri dari 5 komponen, yaitu komitmen pemerintah untuk mempertahankan control terhadap TB; deteksi kasus TB di antara orang-orang yang memiliki gejala-gejala melalui pemeriksaan dahak; pengobatan teratur selama 6-8 bulan yang diawasi; persediaan obat TB yang rutin dan tidak terputus; dan sistem laporan untuk monitoring dan evaluasi perkembangan pengobatan dan program. Perlu diketahui juga, banyak pusat kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit (pemerintah dan swasta) dan Balai Pengobatan Penyakit Paru Paru (BP4) telah banyak yang menerapkan strategi DOTS ini. So, tidak usah khawatir karena bingung mau berobat di mana:)
Harus
ingat apa saja gejala TB itu soal wajib yaa...Pasalnya kita kan harus mengenali
dulu gejalanya, barulah bisa membawa pasien TB berobat. Sekedar pengingat,
gejala TB secara umum diantaranya batuk berkelanjutan
yang disertai dahak selama lebih dari dua pekan (bahkan sampai keluar darah), mengalami
sesak nafas dan nyeri di dada. demam, berkeringat pada malam hari tanpa sebab
yang jelas, badan lemah dan lesu serta nafsu makan menurun yang berakibat pada
penurunan berat badan.
Setelah
gejala TB ditemukan, bagaimana kita memastikan seseorang menderita TB?
Baiklah,
kita mulai per jenis pasien TB ya!
Untuk
pasien TB paru dewasa, lakukan pemeriksaan dahak sebanyak 3x (SPS), yaitu
sewaktu kunjungan pertama (S=Sewaktu), lalu pada hari kedua yaitu dahak diambil
pada saat bangun tidur pagi sebelum makan dan minum (P=Pagi), dan yang ketiga
yaitu dahak diambil lagi sewaktu mengantar dahak pagi (S=Sewaktu).
![]() |
sumber gambar: www.tbindonesia.or.id |
Untuk
pasien TB ekstra paru, gejala tergantung organ yang diserang. Pemeriksaan lebih
lanjutnya ditentukan oleh dokter berdasarkan gejala itu.
Untuk
pasien TB anak, penentuannya dilakukan oleh dokter dengan menggunakan sistem
scoring (penilaian).
Setelah
kepastian diperoleh, lalu pengobatan bisa segera dimulai. O iya, masih gratis
ya sejak awal diagnosa tadi sampai sembuh. Yang gratis-gratis tuh sayang kalau
tidak diingat-ingat..hehehe.. Sebagian besar, obat TB yang diberikan ke pasien
sudah dalam bentuk tablet kombinasi atau fix
dose combination yang berisi kombinasi obat INH, Rimfapisin, Pirazinamid
dan Entambutol. Jadi tidak perlu menelan beberapa obat, karena sudah dalam
paket hemat eh tablet:)
Ada
dua jenis Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yaitu OAT lini pertama kategori ke-1 dan
kategori ke-2. Pengobatan TB Dewasa kategori ke-1 berlangsung selama 6-8 bulan
yang terbagi pada tahap awal dan tahap lanjutan, Pada tahap awal, obat diminum
setiap hari selama 2 atau 3 bulan. Sedangkan pada tahap lanjutan, obat diminum 3
kali seminggu selama 4 atau 5 bulan.
Pada
pengobatan TB Dewasa kategori ke-2 berlangsung selama 8 bulan dan terbagi
menjadi 2 tahap, yaitu tahap awal dan tahap lanjutan. Pada tahap awal, obat
diminum setiap hari selama 3 bulan ditambah suntikan streptomisin setiap hari
selama 2 bulan. Sedangkan pada tahap lanjutan, obat diminum 3 kali seminggu
selama 5 bulan.
Untuk
pengobatan TB anak, obat diminum selama 6 bulan yang terbagi dalam dua tahap.
Pada tahap awal, menggunakan kombipak anak A dan diminum setiap hari selama 2
bulan. Kalau tahap lanjutannya, menggunakan kombipak B dan diminum setiap hari
selama 4 bulan.
O
iya, meski gratis dan bisa menyembuhkan, bukan berarti OAT ini bebas efek
samping lho yaa.. Ada efek samping OAT yang harus diperhatikan. Efek samping
yang ringan meliputi warna kemerahan pada urin, mual, sakit perut, nyeri sendi
dan kesemutan sampai dengan rasa terbakar di kaki. Terus, efek samping yang
beratnya ini nih: gatal dan kemerahan pada kulit, gangguan pendengaran,
gangguan penglihatan, gangguan keseimbangan, kuning pada mata/kulit, gelisah,
dan muntah-muntah. Serem yaa?? Iya, meski serem harus terus minum obat secara
lengkap dan teratur selama rentang waktu yang telah ditentukan agar tidak
terjadi TB-MDR (Tuberkulosis Multi Drug Resistant) atau yang lebih dikenal
kebal obat. TB-MDR ini lebih sulit dan lebih lama pengobatannya lho! Butuh 2
tahun untuk menyembuhkan pasien yang telah terkena TB-MDR. Jadi meski tubuh
sudah merasa baikan, jangan berhenti minum OAT ya. Ingat, harus lengkap dan
disiplin selama rentang waktu tertentu.
Manusia
memang tempatnya lupa. Termasuk pasien TB. Untuk itu, diperlukan PMO (Pengawas
Menelan Obat) bagi setiap pasien TB. PMO ini bertugas mengawasi dan memastikan
pasien TB meminum obat secara lengkap dan disiplin. Tentu saja agar pasien TB
sembuh, bukan malah terkena TB-MDR.
Siapa
saja yang bisa jadi PMO? Setiap orang asalkan sehat jasmani dan rohani, bisa
baca tulis, bersedia membantu pasien secara sukarela, tinggal dekat dengan
pasien, dipercaya dan disegani pasien, disetujui oleh pasien dan petugas
kesehatan, serta bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama
dengan pasien.
Nah tunggu apalagi? Pasien TB harus sembuh, karena obat TB gratis dan sudah terintegrasi dalam strategi yang handal.
8 Comments
Butuh ketelatenan & semangat luar biasa untuk sembuh. Semoga Indonesia segara bebas TB :))
ReplyDeleteBetul, mak. Terima kasih kunjungannya:)
Deletekereen mak good luck aku juga ikutan
ReplyDeletesiipp.. terima kasih kunjungannya, mak:)
Deleteobatnya udah gratis. Tinggal pasiennya yang harus disiplin :)
ReplyDeleteIya, tinggal pasiennya yang harus disiplin. Terima kasih sudah berkunjung:)
Deleteapel malam sabtu mak erlin...:)
ReplyDeletesiap, mbak:)
Delete