Dua hari yang
lalu, saya berkesempatan mengobrol dengan seorang ibu berputri satu. Putri ibu
tersebut berusia enam tahun. Ibu itu bercerita kalau putrinya baru lancar
berbicara di usia empat tahun. Terlambat memang menurut orang kebanyakan,
tetapi bagi ibu itu tidak mengenal kata terlambat untuk perkembangan putrinya. Ia
terus berusaha melatih putrinya berbicara sambil menutup telinga dari perbincangan
orang-orang di sekitarnya yang tidak henti-hentinya mengatakan hal yang negatif
tentang putrinya. Ibu itu tanpa lelah terus meneguhkan semangat dan keyakinan
bahwa putrinya akan tumbuh normal seperti anak-anak kebanyakan. Putrinya hanya
terlambat bicara, bukan tidak bisa berbicara. Terbukti pada saat usianya baru
empat tahun, ada sepatah dua patah kata yang meluncur dari putrinya meski tidak
terdengar jelas.
Kini, di
usianya enam tahun, putri ibu tersebut sudah lancar berbicara. Ia bahkan sudah
tidak menampakkan tanda-tanda keterlambatannya dalam berbicara. Ia bergaul
normal seperti anak pada umumnya. Tentu saja ini berkat perjuangan ibunya dan
keyakinan sang ibu bahwa setiap anak itu unik. Setiap anak punya ritme
perkembangan tersendiri yang tidak bisa dibandingkan dengan anak lainnya. Hanya
saja, memang harus ada upaya yang keras untuk berlatih bila anak tersebut
diindikasikan terlambat dalam perkembangannya.
Dukungan
lingkungan juga sangat penting bagi anak-anak yang berkebutuhan ekstra dalam
perkembangan. Menyayangi mereka sebagaimana apa adanya yang terdapat pada fisik
maupun mental anak tersebut adalah sebuah kado penerimaan yang istimewa. Kelak,
dengan penerimaan dari semua pihak, anak-anak tersebut akan tumbuh mandiri
meskipun adakalanya berbeda perkembangannya dengan anak-anak lainnya.
Perlu disadari bahwa memperoleh penerimaan yang
utuh bagi anak-anak ini memang tidak mudah. Seringkali stigma negatif bahkan cemoohan secara terang-terangan datang
menghampiri mereka. Tugas orang tua dan kita sebagai orang yang menyadari
keadaan tersebut harus terus memompakan semangat pada anak-anak tersebut.
Semangat mereka yang terpompa akan menjadi motivasi besar mereka untuk berlatih
dan belajar menuju kemandirian. Meskipun sebuah kemandirian yang sederhana,
tetapi bagi mereka adalah prestasi yang harus diapresiasi.
4 Comments
Bener tu mak. Kadang anak rewel pun dibilang kurang dididik untuk mandiri. Hadeeeh... tiap anak punya waktunya sendiri2.
ReplyDeleteyup, tugas kita tanya mengkondisikan sambil menunggu waktunya berkembang:)
Deletewaduh koq sama dengan anakku yg sekarang belum jelas bicaranya di usia 4 thn..semoga dg kesabaran, dia bisa bicara normal seperti lainnya
ReplyDeleteInsya Allah kesabaran itu akan berbuah manis mak, smangat terus pastinya:)
Delete