Sepulang sekolah, anak saya, Fadhil,
berlari menghampiri saya dengan wajah ceria. “Ibu, lihat! Aku dapat bintang..!”
katanya sambil menunjukkan gambar bintang di telapak tangannya. “Dapat bintang
dari siapa, sayang?” tanyaku penasaran. “Dari umi. Tadi kan aku bisa nyanyi dan
baca doa keras-keras!” jawab anakku ceria. “Ow.. wah, slamat ya. Besok nyanyi
dan baca doanya keras-keras lagi ya, biar dapat bintang lagi!” kataku dengan
berbinar.
Itu penggalan obrolan saya dengan
anak saya. Anak saya memang type pemalu. Di sekolah, ia cenderung diam.
Kalaupun berkata-kata, pelan sekali. Apalagi disuruh bernyanyi, wah, bisa
dibilang hampir tak bersuara! Keadaan jauh berbeda ketika ia di rumah. Kalau di
rumah, ia akan mengeluarkan suaranya keras-keras. Bernyanyi, berdoa, hafalan
pun diucapkannya dengan keras ketika berada di rumah.
Rupanya yang berhasil membuka “diam”nya
anak saya adalah sebuah tanda bintang yang diberikan gurunya tepat di telapak
tangannya. Anak saya senang bukan kepalang. Ia jadi bersemangat untuk
mengeluarkan suaranya dengan keras. Rasa pemalunya mulai berkurang. Tanda
bintang itulah yang merupakan salah satu bentuk reward. Reward perlu diberikan kepada anak-anak untuk memompa
semangat dan motivasinya.
Seringkali kita berhadapan dengan
situasi yang mana anak tidak mengikuti kata-kata kita, tantrum, bahkan
cenderung membangkang. Motivasi berupa reward
bisa menjadi salah satu solusinya. Agar tetap positif, reward sebaiknya diberikan bukan berupa uang. Reward bisa diberikan kepada anak dalam hal sederhana, diantaranya
berupa tanda bintang seperti yang diperoleh anak saya, makanan/minuman kesukaan
anak, kecupan, maupun pelukan. Rasa tulus pemberian reward adalah salah satu faktor pendukung keberhasilannya. Selain
itu, kesungguhan dan binar wajah kita yang menunjukkan rasa bangga terhadap
kemajuan yang anak lakukan merupakan apresiasi terbaik yang terus melekat dalam
ingatan anak.
8 Comments
Iya mbak setuju! memang reward itu perlu kan punishment dah sering di kasih masa reward nya nggak? he he kidding!
ReplyDeletelebih asyik kasih reward, mak. apalagi anak jadi lebih semangat, bukannya takut
ReplyDeleteOrangtua juga suka kok kalau dikasi reward, apalagi si anak, hehe..
ReplyDeleteAdik saya juga semakin semangat mengerjakan sesuatu kalau bundanya sering mengapresiasi...
@indah: hihihi..yup mbak, jangan punishment melulu, bosan:)
ReplyDelete@Ila : betul mak..lebih asyik efek psikologis reward:)
ReplyDelete@wening: iya mb, tidak ada yang tidak suka sama reward kayanya. Jadi lebih termotivasi:)
ReplyDeleteselain bikin anak terbuka..juga bikin anak lebi termotivasi untuk melakukan hal-hal baik.. ya mak... thanks sharingnya..
ReplyDeleteyup, betul mak nova:)
ReplyDelete