Hari-hari saya
selalu bertemu dengan balance sheet atau
neraca saldo. Dari sejak zaman belum menikah sampai sekarang sudah menikah dan
punya anak satu, saya selalu berpartner dengan balance sheet. Bahkan, dari mengolah balance sheet inilah salah satu sumber rejeki saya.
Sudah lebih dari
10 tahun saya mengutak-atik balance
sheet. Mulai dari merekam dokumen transaksi sampai mempostingnya, saya
harus selalu hati-hati agar memperoleh laporan yang balance. Antara aktiva dan passiva tidak boleh berat sebelah agar
menghasilkan laporan yang akurat. Laporan balance
sheet yang akurat ini sangat penting karena merupakan gambaran keuangan
perusahaan. Dari laporan tersebut dapat diperoleh analisis yang berguna dalam
pengambilan keputusan.
Interaksi saya
yang cukup lama dengan balance sheet, menjadikan
saya sadar bahwa hidup pun haruslah balance.
Harus ada keseimbangan dalam kehidupan. Ketika saya mempunyai waktu, saya
harus seimbangkan penggunaan waktu saya untuk agama, keluarga, pekerjaan,
sosialisasi lingkungan sekitar dan untuk diri saya sendiri. Prioritas memang
perlu, tetapi dalam artian tidak melupakan porsi untuk yang lainnya. Contohnya
ketika saya sudah bisa memilah waktu saya bagi agama, keluarga, pekerjaan, sosialisasi
lingkungan sekitar, saya tidak boleh melupakan waktu untuk diri saya sendiri.
Istilahnya, saya juga harus menyediakan waktu untuk me time agar energi positif saya selalu fresh. Me time juga berguna agar hak jasmani dan ruhani diri saya
bisa terpenuhi.
Keseimbangan
hidup juga bisa tercermin dalam input dan
output yang selalu balance. Ketika pemasukan dalam keuangan
bertambah, sudah selayaknya sedekah juga bertambah. Begitu juga ketika ilmu
yang diperoleh cukup tinggi, sudah selayaknya mau berbagi ilmu.
Melupakan
konsep balance sheet berarti juga
melupakan kenyamanan hidup. Bayangkan jika waktu saya habis hanya untuk
pekerjaan, akibatnya saya pasti tidak memperoleh kebahagiaan dalam keluarga
karena saya tidak mempunyai waktu untuk mereka. Begitu juga dengan waktu untuk diri
saya sendiri, mungkin saya kekurangan nutrisi jasmani dan ruhani karena terlalu
menghabiskan waktu untuk bekerja. Dengan lingkungan sekitar pun, saya tidak
boleh mengabaikan. Ada waktu-waktu yang harus saya sisihkan untuk menjalin
silaturahmi dengan lingkungan meskipun bukan porsi waktu terbesar saya.
2 Comments
wah postingan menarik mba ..hidup memang harus seimbang seperti mba ini :)
ReplyDeletehehehe, iya mb..kalau tidak seimbang nanti njomplang:)
Delete