Air adalah
sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup di semesta raya. Akan tetapi, air
juga bisa jadi sumber kematian bila jumlahnya berlebihan atau pun sangat kurang.
Seperti pagi tadi, kota Tanjungpinang diguyur hujan setelah sekian lama hujan
tak kunjung datang. Sebuah harapan dan energi baru terbentang. Harapan akan
mata air yang akan kembali dari kekeringan. Harapan akan kembali pada kemudahan
yang (semoga) tidak melenakan. Harapan pada optimal memanfaatkan air tanpa
memfoyakan. Harapan akan perlunya persiapan sebelum kemarau datang dengan
penghijauan.
Menilik
beberapa waktu ke belakang, saat kota Tanjungpinang merindui hujan yang tak
kunjung datang. Sumur kering, pompa air tak lagi berfungsi. Menimba air adalah
rutinitas sehari-hari. Tanah retak pada beberapa bagian. Pemandangan jual beli
air untuk kebutuhan sehari-hari pun tak lagi asing. Penghematan penggunaan air
menjadi kewajiban yang menyadarkan setiap insan. Alih-alih menyiram tanaman,
untuk kebutuhan MCK saja kurang. Air menjadi komoditas yang tiba-tiba wajib
dibeli. Sebuah rasa pun hadir yang menyadarkan bahwa air itu sesuatu yang
berharga sekali. Sudah lazim bagi semua, menyadari sesuatu itu berharga ketika
ianya tiada. Padahal, ketika ia ada, hampir seperti tak dianggap kehadirannya.
Kini, setelah
hujan itu datang, diharapkan semua pihak tidak terlenakan. Air hendaknya
diperlakukan sebagaimana ketika ianya langka.Tidak berfoya-foya dengan
kehadirannya. Pun juga, sebuah kewajiban untuk melakukan penghijauan agar air
tanah tetap terjaga harus menjadi kesadaran sebuah kebutuhan. Tidak perlu menunggu
kucuran dana dari anggaran. Cukuplah bersama-sama saling swadaya untuk
kepentingan bersama. Cukuplah di masing-masing rumah diwajibkan tumbuh sebuah
tanaman yang bisa berfungsi sebagai resapan.Sangat cukup apabila masing-masing mau
bergerak tanpa menunggu seruan ataupun undang-undang, mumpung hujan sudah
datang.
Hujan hari ini,
entah hujan yang esok pasti akan kembali ataukah hujan yang hanya pelipur
dahaga di tengah gersang kemarau yang memanjang? Entahlah, tidak ada yang
pernah bisa tahu skenario-Nya atas apa-apa yang ada di bumi ciptaan Allah SWT. Segala
kemungkinan bisa terjadi di dunia yang hanya persinggahan sesaat ini. Manusia
hanya wajib mengusahaan yang terbaik agar apa-apa yang ditimpakan kepadanya
adalah rahmat, bukan azab. Manusia hanya wajib berintrospeksi diri atas apa-apa
yang sudah terjadi, agar menjadikannya sebuah pelajaran yang penuh hikmah.
Bukan malah membiarkan sesuatu berlalu tanpa ada tetesan hikmah yang berbuah.
10 Comments
Kalau Pekanbaru kekeringan itu berarti bakalan bolak balik mati listriknya :(
ReplyDeletehiks..paling sedih klo mati lstrik mak..:(
Deleteapa kita perlu rame2 Sholat minta hujan ya...#PrayforRiau
ReplyDeletebeberapa waktu yang lalu sudah dilakukan mak:)
Deletekita tak menyadari begitu berharganya air, sampai akhirnya kehabisan air
ReplyDeleteyup..kesadaran kadang terlambat datangnya:)
DeleteDisaat beberapa daerah kekeringan, Bandung justru kelebihan air, mak. Saban hari hujan, bahkan pohon tumbang hampir tiap hari ada.
ReplyDeleteandai air itu bisa dikirim ya..
Deleteini menjelang hari air ya Mba..bersahabatlah dengan air dan tidak menyia2kannya!
ReplyDeletehehe..yup, betul mbak, tak boleh sia-siakan air:)
Delete