Festival Sungai Carang, Sebuah Peluang Ekonomi & Budaya (Pernah dimuat di Tanjungpinang Pos 18 Desember 2013)


 Festival Sungai Carang sebentar lagi akan dilangsungkan dalam rangka 230 tahun kota Tanjungpinang. Festival ini akan digelar mulai tanggal 31 Desember 2013 sampai dengan tanggal 6 Januari 2014 dengan menampilkan aneka budaya dan kearifan lokal Tanjungpinang khususnya dan wilayah Kepri lainnya, diantaranya Karnaval 230 Perahu di Sungai Carang, Karnaval Makanan Tradisional Melayu, Pameran Foto Sejarah Kerajaan Melayu Riau Lingga, Pesta Lentera dan Cahaya 2014, Karnaval Baca Gurindam XII oleh 230 Siswa SD/SLTP/SLTA, Peragaan Busana Batik Bermotif Gonggong, Melukis di Kanvas 230 Meter oleh 230 Siswa SD/SLTP/SLTA, Semarak Tanjungpinang dan Pesta 230 Lampu Colok, Pawai Alegoris Perjuangan Raja Haji Fisabilillah dan Parade Drum Band Dalam Busana Melayu.
Banyak peluang potensial yang bisa digarap melalui festival ini, diantaranya peluang di sektor Ekonomi dan sektor Budaya. Di sektor Ekonomi, diharapkan festival ini mampu menggerakkan ekonomi Tanjungpinang melalui peningkatan kunjungan pariwisatanya. Promosi maksimal ke luar Tanjungpinang harus digencarkan agar pengunjung festival ini juga bisa maksimal. Promosi maksimal ini juga disertai pembenahan seluruh potensi pariwisata di Tanjungpinang khususnya, dan Kepri pada umumnya. Ibaratnya rumah yang harus berbenah ketika ada tamu, agar tamu tersebut terkesan pada kunjungan pertamanya, dan kelak akan berkunjung kembali. Harapannya, sembari menyaksikan Festival Sungai Carang, pengunjung juga menikmati aneka pariwisata yang ada di Tanjungpinang dan wilayah Kepri lainnya, baik wisata alam, budaya maupun kearifan lokal. Kepuasan pengunjung menikmati Festival Sungai Carang dan berbagai objek wisata yang ada di Tanjungpinang ini kelak akan membawa dampak positif bagi kunjungan wisata Kepri dan Tanjungpinang khususnya. Apalagi, akses menuju Tanjungpinang sudah sangat berkembang baik melalui darat, laut maupun udara. Dari Jakarta, kota Tanjungpinang dapat dicapai secara langsung dengan maskapai Garuda Indonesia, Sriwijaya dan Lion Air. Bandara yang ada di Tanjungpinang pun sudah dibangun cukup representatif sehingga nyaman bagi pengunjung Festival Sungai Carang yang datang dari luar Kota Tanjungpinang.  Begitu juga dengan pelabuhan yang ada di Tanjungpinang juga sudah cukup memadai. Berbagai armada kapal dari berbagai pulau setiap hari menjambangi pelabuhan ini.
Di sektor Budaya, banyak budaya dan kearifan lokal terutama budaya Melayu yang bisa dipertunjukkan. Melalui Festival Sungai Carang ini diharapkan semua pihak mengenal budaya Melayu yang merupakan budaya dominan di Tanjungpinang dan selanjutnya mencintai serta melestarikan budaya Melayu tersebut. Budaya Melayu ini merupakan salah satu asset kebudayaan Indonesia yang bisa dipromosikan ke seluruh wilayah Indonesia dan bahkan ke luar negeri. Wisata budaya biasanya justru malah disukai pengunjung dari luar negeri. Oleh karena itu, momentum Festival Sungai Carang ini harus benar-benar dimanfaatkan dengan dipromosikan secara maksimal. Di samping itu, kecintaan masyarakat Kepri akan budaya Melayu bisa mendorong upaya pelestarian budaya tersebut secara turun temurun ke generasi berikutnya sehingga budaya Melayu dapat menjadi cirri khas kota Tanjungpinang yang layak dipromosikan baik ke dalam maupun luar negeri.
Sinergi potensi ekonomi dan budaya Festival Sungai Carang merupakan kesempatan yang harus dimanfaatkan oleh semua pihak untuk kemajuan kota Tanjungpinang ke depan. Oleh karena ini, sejak sekarang sebelum festival tersebut resmi dibuka, pembenahan di berbagai sektor harus diupayakan.

0 Comments