Kebutuhan
hidup manusia terdiri dari tiga unsur, yaitu kebutuhan primer, kebutuhan
sekunder, dan kebutuhan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok manusia
yang harus dipenuhi untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan primer meliputi
sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan manusia yang
harus dipenuhi setelah pemenuhan kebutuhan primer agar kehidupan manusia
menjadi lebih baik. Misalnya pendidikan dan kesehatan. Sedangkan kebutuhan
tersier adalah kebutuhan manusia yang pemenuhannya dilakukan setelah
terpenuhinya kebutuhan primer dan sekunder. Contohnya mobil, laptop, ipad, dll.
Property
merupakan salah satu unsur kebutuhan primer manusia. Oleh sebab itu, memiliki
property adalah suatu keharusan yang perlu diupayakan. Selain kebutuhan primer,
property juga merupakan salah satu instrument investasi yang selalu populer
dari waktu ke waktu. Harganya yang jarang mengalami penurunan adalah salah satu
daya tarik yang mendukung kepopulerannya. Di samping itu, memiliki property
tidak menyita banyak waktu dan pikiran untuk mengelola pertumbuhannya agar
memperoleh laba dalam berinvestasi.
Sebagai
aktiva tetap, untuk memilikinya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk itu
diperlukan waktu untuk mencermati pengaturan keuangannya. Berikut ada beberapa
pilihan cara untuk memperoleh property:
o
KPR
(Kredit Pemilikan Rumah)
KPR merupakan salah satu cara untuk
memperoleh property yang cukup populer di masyarakat. Pengertian KPR itu
sendiri adalah Kredit Pemilikan Rumah di suatu bank dengan jaminan berupa rumah
itu sendiri. Kelebihan penggunaan cara KPR adalah pembeli lebih leluasa
mengatur uang miliknya karena pihak ketiga (bank) memberikan keleluasaan
pinjaman selama jangka waktu tertentu yang biasanya relatif lama. Akan tetapi,
kekurangan cara ini adalah pembeli haru membayar bunga atas kredit yang
dilakukannya. Ketika dihitung pokok dan bunganya, harga perolehan property
menjadi sangat jauh dari harga ketika membeli secara cash. Hal yang tidak kalah
penting untuk diperhatikan adalah pertumbuhan suku bunga bank dan jenis bunga
yang berlaku itu sendiri, apakah bunga efektif, tetap ataupun lainnya. Suku
bunga bank ini sangat berpengaruh pada angsuran KPR tiap bulannya. Kalau
pertumbuhan property yang dibeli tergolong cepat, bisa dikatakan harga
perolehan yang terdiri dari harga pokok dan bunga tersebut tidaklah seberapa.
Sebaliknya, jika pertumbuhan property tersebut lambat, maka penggunaan KPR
untuk memperoleh property perlu dipertimbangkan kembali.
o
Cash
Keras
Cash keras merupakan salah satu cara
untuk memperoleh property yang cukup menyita waktu karena dibutuhkan kecermatan
dalam mengumpulkan uang. Inflasi yang terjadi selama pengumpulan uang tersebut
juga harus diperhatikan untuk menjaga nilai uang. Apabila laju inflasi cukup
tinggi dan waktu pengumpulan uang relatif lama, sebaiknya pengumpulan uang
diwujudkan dalam bentuk emas ataupun instrument
lain yang nilainya mampu menandingi laju inflasi. Dalam hal ini, jangan bernah
berpikir mengumpulkan uang secara tunai untuk mempertahankan nilai
instrinsiknya. Uang yang terkumpul tersebut serta merta dapat dibayarkan kepada
pihak penjual property. Apabila property dimiliki secara cash, maka pembeli
tidak mempunyai beban pikiran atas hutang pembelian property sebagaimana KPR.
Setelah dibayarkan, property menjadi milik pembeli seutuhnya dan dapat
dimanfaatkan dengan leluasa. Kelebihan lainnya yaitu harga perolehan property
tergolong rendah. Harga perolehan yang rendah sangat mendukung perolehan laba
dalam berinvestasi. Cepat ataupun lambat pertumbuhannya, menjadi tidak terlalu
material apabila pembelian property dilakukan secara cash.
o
Cash
Bertahap
Cash
bertahap adalah cara memiliki property dengan membayar sejumlah uang dalam
tahapan tertentu. Hampir mirip dengan cash keras, pemilikan investasi dengan
cara cash bertahap mempunyai keuntungan dapat memperoleh harga perolehan
property yang rendah. Walaupun masih lebih rendah harga perolehan property
cash, tetapi cara ini cukup menguntungkan karena adanya keleluasaan mengatur
aliran kas yang dimiliki pembeli. Pembeli tidak serta merta memberikan seluruh
uang yang dimilikinya untuk membayar lunas property tersebut. Pembeli masih
leluasa melakukan rencana keuangannya tanpa kehilangan disebabkan adanya
inflasi.
o
Barter
Barter
dilakukan dengan menukar barang/jasa yang dimiliki pembeli dengan property yang
dijual. Cara ini mengeliminasi peranan uang tunai. Akan tetapi, cara ini
membutuhkan kesepakatan yang harus dituangkan dalam perjanjian untuk
meminimalkan salah satu pihak berbuat curang. Untuk memperoleh kesepakatan
kedua belah pihak, bukanlah hal yang mudah. Berbagai kepentingan para pihak
terkadang membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk menyelaraskannya. Hal
paling penting dalam cara barter ini adalah kesetaraan nilai antara kedua
barang yang ditukar yang nantinya akan menjadi harga perolehan property.
Fleksibilitas harga perolehan property ini sangat menguntungkan dalam
berinvestasi karena pemilik property dapat menentukan berapa laba investasi
yang akan diperolehnya.
Cara-cara
di atas sangat mungkin diimplementasikan guna memperoleh property. Disiplin
dalam pengelolaan keuangan adalah kuncinya. Disiplin dalam hal ini adalah
mengalokasikan uang sesuai dengan prioritas kebutuhan, bukan keinginan semata.
Sikap hidup konsumtif dan hedonis harus dihindari dalam rangka pencapaian
perolehan property. Penghematan yang bisa dilakukan dengan menghindari
keinginan pribadi layak dikumpulkan dalam sebuah instrument investasi.
2 Comments
nice info mak :)
ReplyDeletemakasih sdh mampir mak:)
ReplyDelete