Alergi obat terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh keliru mengidentifikasi suatu obat sebagai sesuatu yang berbahaya bagi
tubuh. Aku mengalaminya tepat pekan kemarin, saat aku melakukan perjalanan dari
Kota Tanjungpinang Pulau Bintan menuju Kota Batam. Aku pergi di akhir pekan
bersama suami dan anakku. Alih-alih berlibur melepas penat, setelah check-in di
sebuah hotel di kawasan Batam Centre, aku malah mengalami pusing dan demam
tinggi. Akhirnya, aku hanya menikmati Kota Batam dari balik selimut tebal
hotel. Tak kuat meriang sendirian, aku meminum obat flu seperti yang biasa aku
minum ketika merasakan gejala yang sama. Aku pun tertidur. Akan tetapi, ketika
bangun kurasakan tubuhku semakin tidak karuan. Malahan, mulai ada bintik-bintik
di wajahku.
Tanpa
pikir panjang, setelah satu malam menginap di Batam, aku memutuskan kembali ke
Tanjungpinang. Di sepanjang perjalanan laut antara Batam menuju Tanjungpinang,
aku sama sekali tidak bisa menikmati. Badanku masih tak karuan. Tanpa pikir
panjang, aku kembali menelan obat seperti biasa.
Setibanya
di rumah, badanku semakin tak karuan. Ditambah lagi sekujur tubuhku mengalami
ruam dan sangat gatal. Malam itu aku bertekad untuk sembuh. Aku minum obat lagi
seperti tadi. Esoknya, badanku sedikit lebih baik meski aku masih merasakan
pening dan sedikit demam. Obatnya sudah bekerja, begitu pikirku. Lalu aku
bergegas pergi ke kantor. Kali ini aku meminta suamiku untuk mengantar.
Setiba
di kantor, aku mengerjakan rutinitasku sebagai Accounting di kantorku. Analisis bukti transaksi, jurnal dan
posting berhasil kulakukan pagi itu. Di tengah-tengah keasyikanku bekerja, suhu
badanku mulai meninggi. Pening di kepala juga menghinggapi. Dan yang paling
mengejutkan mukaku merah, ruam dan sangat gatal. Tak kuat lagi, aku izin
setengah hari untuk berobat. Dengan ditemani suamiku, aku berkeliling Kota
Tanjungpinang untuk mencari dokter. Malangnya nasibku, rupanya siang itu ada
seorang dokter ternama yang sedang punya hajat. Sebuah kebetulan, dokter dan
klinik yang kukunjungi nihil hasilnya. Hampir semuanya mengatakan dokter sedang
menghadiri hajatan di acara dokter ternama tersebut.
Semalaman
aku berusaha tidur dengan kondisi demam, sakit kepala, ruam, merah dan gatal di
seluruh tubuh. Paginya, setelah mengantar anak sekolah, suami mengantarku ke
RSUD Provinsi Kepri. Di sana aku harus ditangani dua dokter sekaligus. Satu
dokter spesialis penyakit dalam dan satu lagi dokter spesialis kulit. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan
fisik, dokter menyatakan aku menderita alergi obat dan typus. Aku dinyatakan
harus opname dan diambil darah untuk memastikan penyakitku. Ada pun ciri-ciri
alergi obat diantaranya:
·
Ruam
Kulit
·
Gatal
·
Mata
Bengkak
·
Sesak
Nafas (kadang disertai gejala ini)
·
Wajah
bengkak
·
Demam
Siapapun yang mengalami ciri-ciri
di atas setelah meminum obat, bisa dikatakan sedang mengalami alergi obat. Agar
tidak semakin parah, wajib menghubungi dokter terdekat untuk memperoleh pertolongan
segera. Dan ingat, jangan sekali-kali meminum kembali obat yang telah
menyebabkan alergi tersebut. Serta setiap kali sakit apa pun, sebaiknya
ceritakan pengalaman alergi obat ini akan kemudian tidak diberikan obat yang
mengandung zat yang memicu alergi lagi.
0 Comments